Sepakbola di Yunani paling populer, tapi pernah mengalami konflik yang pelik. Konflik tersebut kemudian menghasilkan liga barau bernama "Super League".
Hal ini pernah diteliti oleh Christos Anagnostopoulos dan Benoit Senaux dari Universitas Coventry. Penelitian keduanya dimuat di artikel jurnal tahun 2011 berjudul '"Soccer and Society".
Liga Monoton
Tahun 2006, 16 klub sepakbola di Yunani membentuk Super League. Liga sebelumnya dianggap terlalu monoton, bagaimana tidak, kesuksesan hanya dimiliki tiga klub saja.
Dari 35 klub yang bermain di divisi teratas sejak tahun 2000, hanya 11 klub langganan 5 besar. Klub yang lolos kompetisi UEFA juga itu-itu saja.
Olympiakos, Panathinaikos, dan AEK. Tiga raksasa Yunani. Mereka selalu masuk lima besar. Hanya PAOK yang berupaya masuk ke lingkaran tersebut. Klub terbaru Bagus Kahfi, Asteras Tripolis, tidak menjadi klub dominan di liga tersebut.
Konsentrasi Geografis
Permasalahan lain yaitu konsentrasi geografis para peserta divisi teratas hingga satu dekade. Bahkan pada musim 2003/2004, terjadi fenomena konsentrasi geografis.
Musim tersebut, ada lebih dari tiga perempat klub sepakbola berbasis di Athena dan Thessaloniki. Kedua wilayah itu menjadi rumah 40 persen populasi nasional. Hal itu cukup wajar, namun Super League menjadi solusi bagi mereka.
Scout Indonesia. Jangan lupa klik dan subscribe kanal Youtube LigaIndonesia.My.Id untuk memperoleh video-video sepakbola akar rumput. |
Comments
Post a Comment