Menurut informasi sejarah kepercayaan masyarakat, Wonokromo berarti "Hutan Perkawinan". Alkisah, Raden Ayu Probowati yang cantik rupawan menjadi perebutan antara Pangeran Situbondo putra Adipati Cakraningrat dari Sampang, dan Pangeran Jokotruno putra Adipati Kediri.
Raden Ayu sebenarnya tidak menghendaki Pangeran Situbondo, alhasil, beliau mengajukan syarat untuk Pangeran Situbondo untuk membuka hutan atau babad alas di hutan-hutan sekitaran wilayah yang kini disebut Surabaya. Raden Ayu berdalih agar babad alas ini difungsikan untuk mendirikan pemukiman sebanyak mungkin bagi masyarakat Surabaya.
Pangeran Situbondo berhasil membuka hutan di Banyu Urip, Simo, dan Kupang. Beliau mengakhiri aktivitas tersebut dengan membuka hutan Wonokromo, bertepatan dengan pernikahan beliau dengan seseorang dari kampung ini. Usai babad alas, Pangeran Situbondo akhirnya melupakan Raden Ayu, disisi lain, masyarakat Surabaya diuntungkan dengan kemajuan tersebut.
Bumi Manusia Eropa di Surabaya
Wonokromo beratus-ratus tahun setelahnya menjelma menjadi wilayah yang cukup padat. Kawasan ini menjadi pusat kota dan pusat ekonomi, memiliki stasiun, pasar, kebun binatang, bandara, dan pabrik senjata.
Pada zaman kolonialisme, kota ini menjadi pusat kehidupan masyarakat Eropa, meskipun diwarnai dengan penggusuran masyarakat asli. Bahkan, kawasan Darmo menjadi kawasan eksklusif dan mewah masyarakat Eropa. Kolonialisme menggusur kampung dan bahkan membangun tembok pemisah dengan kota masyarakat Eropa.
Jika kalian pernah menonton film Bumi Manusia disutradai Hanung Bramantyo berdasar karya Pramoedya Anananta Toer, nama Stasiun Wonokromo sempat disebut. Minke (Iqbaal Ramadhan), seorang warga elite pribumi yang menempuh studi di Hoogere Burgerschool (HBS). Minke sempat naik kereta api di stasiun tersebut.
Kebun Binatang Surabaya menjadi ikon wisata kawasan ini. Tempat wisata yang disingkat KBS ini beralamat di Jalan Setail No 1 Darmo, Wonokromo. KBS didirikan HFK Kommer, jurnalis pengumpul binatang, pada tanggal 31 Agustus 1916.
Kecamatan Wonokromo saat ini terbagi menjadi enam kelurahan. Kelurahan Darmo yang dulu sempat menjadi lokasi elite masyarakat Eropa, masih menjadi salah satu kelurahan di sini. Ada kelurahan Wonokromo, Ngangel, Ngagelrejo, Sawunggaling, dan Jagir.
Wonokromo dari suatu hutan kampung, kini telah menjelma menjadi wilayah perkotaan yang sangat maju sekaligus padat. Tak pelak, dalam dunia sepakbola, sepakbola Surabaya juga berterima kasih dengan kemajuan kecamatan ini. Ada beberapa sekolah bola (SSB) dan klub legendaris terdekat di Wonokromo Surabaya ini seperti Indonesia Muda dan Sasana Bhakti, nantinya akan kita bahas dalam artikel selanjutnya.
Comments
Post a Comment