Menjelang tahun 2000, masyarakat Surabaya dikejutkan dengan hilangnya salah satu tim legendaris Kota Surabaya. Persebaya Surabaya menjadi "panutan" utama penggila bola Kota Pahlawan. NIAC Mitra dibubarkan pada tanggal 24 September 1999.
Di tahun yang sama, klub ini dibeli oleh pengusaha asal Kalimantan Selatan yang juga pemilik Barito Putera, Abdussamad Sulaiman Haji Basirun. NIAC Mitra berubah nama menjadi Mitra Kalteng Putra dan bermarkas di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tahun ini menjadi tahun bedirinya SSB Sosial Surabaya oleh Hendrik Peter. SSB Sosial adalah sekolah sepakbola di Surabaya yang menampung anak miskin, yatim piatu, pengamen, loper koran terdekat di Kota Surabaya.
Tahun 1999 juga menandai perginya Mitra, membuat para eks NIAC Mitra membentuk SSB Mitra Surabaya. SSB Rungkut FC dipastikan sudah ada, seperti dijelaskan oleh pelatih M. Khoiron.
Tahun 2000, tepatnya bulan Januari, SSB Surabaya Football Club atau SFC resmi didirikan. Tahun 2003, NIAC Mitra kembali berubah nama menjadi Mitra Kukar Kartanegara usai dibeli Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan bermarkas di Tenggarong.
Tahun 2005, Choesnoel Farid mendirikan SSB Farfaza yang merupakan singkatan dari tiga putranya, Fanny, Fachmy, dan Mirza. Tanggal 8 Maret 2008, Choesnoel Farid membuat klub lain bernama Al Rayyan FC di Sidoarjo.
Tahun 2008, legenda Persebaya Mat Halil bersama ayahnya Hayadi mendirikan SSB El Faza atau SSB El Faza. Mengelola SSB menjadi kegiatan Mat Halil usai pensiun.
Comments
Post a Comment