Sepakbola adalah solusi bagi para anak jalanan, itulah pemikiran dari British Council Indonesia. British Council Indonesia memilih Kota Solo sebagai kota perdana kegiatan Premier Skills Coaching Clinic diluar Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Selama ini, program kegiatan memperkenalkan sepakbola untuk kaum komunitas tersebut hanya dijalankan di ibu kota.
Kegiatan Internasional
Bekerjasama dengan International Office UNS Surakarta, British Council menggelar coaching clinic pada Kamis, 21 Maret 2013 di Stadion UNS. Para peserta yang berasal dari komunitas anak jalanan, mahasiswa, serta masyarakat umum dipandu oleh pelatih-pelatih dari Premier Skills.
Menurut Ade M. Lubis, head coach, program Premier Skills telah mencakup beberapa negara di dunia. "Kalau di Indonesia namanya 'Gocek', kalau di India 'Goals', kalau di Inggris 'Kicks'," jelas Ade saat menjelaskan di depan para peserta.
Untuk di Indonesia, program Premier Skills sudah dimulai sejak tahun 2010 di DKI Jakarta. "Selama ini berjalan di DKI Jakarta, ini pertama kali kita keluar DKI Jakarta bertempat di Solo," lanjut Ade.
Kaum Komunitas
Premier Skills berusaha memperkenalkan sepakbola untuk kaum komunitas, sebutan yang lebih halus untuk anak-anak jalanan. Tujuannya, dengan sepakbola, waktu mereka di jalan dialihkan ke arah yang positif.
Sekedar informasi, menurut Ade, salah seorang dari tim Premier Skills Indonesia pernah mengantar Rumah Cemara dalam Homeless World Cup. Rumah Cemara menjuarai turnamen sepakbola para penderita AIDS, pecandu narkoba, dan anak-anak jalanan di Meksiko tahun lalu.
Dengan demikian, jika berhasil mengurangi waktu anak-anak tersebut di jalan, maka kriminalitas yang diciptakan mereka akan berkurang. Anak-anak jalanan memiliki kesempatan yang sama mengikuti kegiatan seperti anak-anak normal pada umumnya.
Artikel Situs Scout Indonesia, Indonesian Youth Football Publishing Movement, 22 Maret 2013. Ditulis oleh Andika Sanjaya.
Comments
Post a Comment