Kebangkitan SSB Putra Mars Karanganyar dan Pahlawan Lokal Mahasiswa JPOK Universitas Sebelas Maret Surakarta
Andika Sanjaya / Scout Indonesia |
Awal 2009, Mursid Syidan, mantan pemain junior JFC, kembali sebagai pahlawan untuk anak-anak. Mursid saat itu adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) Universitas Sebelas Maret, Solo. Dia mengajak tiga temannya untuk menjadikan SSB Putra Mars sebagai praktek kerja lapangan.
Saat itu, hanya ada dua bola di SSB Putra Mars. Satu bola dari pelatih sebelumnya, bola kedua pemberian dari Barep Wahyu. Lalu, Mursyid dan teman-temannya berinisiatif membeli dua bola dengan uangnya. Secara sukarela, beberapa anak menambahi sekitar Rp 500 per anak untuk membeli bola.
Sebagai mahasiswa pendidikan olahraga, Mursyid dan teman-temannya mengelompokkan anak-anak menjadi empat kelompok umur. Kelompok umurnya antara lain umur 6 tahun, 10 tahun, 12 tahun, dan 14-15 tahun. Para pelatih mendidik anak-anak tanpa bayaran. Bahkan, mereka mengeluarkan uang untuk memastikan SSB Putra Mars hidup.
Di penghujung tahun 2009, uji praktek lapangan berakhir. Tetapi, Mursid Syidan dan Iwan Kurniawan masih mengelola SSB tersebut. Nanang Bejo, seorang penduduk desa, terpanggil untuk membantu para pelatih. "Anak-anak sudah seperti adik saya sendiri, itulah kenapa saya masih ada di sini," ujar Mursid Syidan.
Comments
Post a Comment