2. Junior B
Rentang Umur: 14-15 tahun.
Kecenderungan Sifat:
Pendekatan Pelatih:
- Ingin belajar teknik.
- Gerakan kadang-kadang kaku.
- Kurang bergairah.
- Tetapi sudah sadar tujuan yang ingin dicapai.
- Mulai menyadari posisi masing-masing.
- Pertumbuhan fisik dan mental.
- Ingin berprestasi.
Metode Pelatihan:
- Pelatih harus menguasai teknik.
- Materi disajikan secara bervariasi.
- Sabar.
- Diajarkan teknik dasar untuk selanjutnya dieksplor sendiri oleh pemain.
- Banyak bertanding.
- Rotasi posisi bagi setiap pemain, untuk menumbuhkan kerjasama dan pemahaman terhadap setiap posisi.
3. Junior A
Rentang Umur: 16-17 tahun.
Kecenderungan Sifat:
Pendekatan Pelatih:
- Bukan anak-anak lagi, memasuki masa pembentukan watak, rentan konflik.
- Mampu merasakan ketidakadilan.
- Kritis.
- Sifat tidak menentu, masih mencari tumpuan.
- Ingin punya teman.
- Puas diri.
- Sadar permainan tim.
Metode Pelatihan:
- Penuh pengertian.
- Punya kemauan mempertahankan otoritas.
- Peningkatan teknik.
- Mulai dikenalkan taktik saat bertanding.
4. Junior A/Senior
Rentang Umur: 16-20 tahun.
Kecenderungan Sifat:
Pendekatan Pelatih:
- Ingin mandiri dan bertanggung jawab.
- Lebih kritis dibanding sebelumnya.
- Uang mulai berpengaruh.
- Unsur fisik berkembang menuju dewasa.
- Mulai memilih spesialisasi posisi dalam tim.
Metode Pelatihan:
- Mampu membawa mereka ke jenjang senior.
- Terbuka pada persoalan pribadi.
- Disarankan pelatih pernah melatih tim senior sebelumnya.
- Mementingkan hasil.
- Harus dapat membuat pemain percaya kepada pelatih.
- Penggenjotan latihan fisik, untuk meningkatkan pergerakan tanpa bola.
- Penjelasan mengenai teamwork.
- Pengembangan kemampuan menuju jenjang pemain senior dan starting lineup.
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pemain
Masih menurut Jef Sneyers, kualitas pemain hasil pelatihan juga dipengaruhi oleh:
- Kualitas dasar pemain tersebut.
- Peningkatan bakat alamiah.
- Mutu pertandingan, terutama dari sisi kecepatan.
- Keberadaan turnamen remaja, untuk menghidupkan imajinasi.
- Keterlibatan orang tua, terutama untuk penanganan problem.
- Kontak antar pelatih.
- Penyusunan rencana latihan, dengan meminimalisir improvisasi.
Comments
Post a Comment